Muslim mana yang tidak pernah mendengar nama Gunung Uhud. Hampir bisa dipastikan setiap Muslim yang lahir dari sebuah keluarga Muslim pernah mendengar nama Gunung bersejarah ini.
Di negeri kita, setiap anak muslim bahkan saat masih di TK kemungkinan besar sudah pernah mendengar cerita ghazwah nabi Muhammad ﷺ yang kedua di sekitar Gunung Uhud ini.
Gunung ini memang istimewa. Memiliki sejumlah kelebihan dan keutamaan dibanding gunung -gunung lain yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini. Tema inilah yang akan menjadi pembahasan tulisan ini.
Letak Gunung Uhud
Gunung Uhud terletak di sebelah utara Madinah. Dahulu tingginya 128 meter, tetapi sekarang sudah menurun hanya tinggal 121 meter saja disebabkan oleh faktor-faktor alam.
Dari Masjid Nabawi berjarak 5,5 kilometer dimulai dari pintu Al-Majidi, salah satu nama pintu yang terletak di masjid tersebut.
Gunung Uhud terdiri dari tumpukan batu-batu granit berwarna merah, dan memiliki beberapa puncak. Di sebelah selatan terdapat sebuah gunung kecil bernama Gunung Ainaini, dan setelah peristiwa Perang Uhud dikenal dengan nama Gunung Rammat. Di antara kedua gunung tersebut terbentang sebuah lembah yang dikenal dengan nama Lembah Qannal.[i]
Hadits Nabi ﷺ Tentang Gunung Uhud
Beberapa hadits yang berbicara tentang Gunung Uhud di antaranya adalah sebagai berikut:
- Hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhari
عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى خَيْبَرَ أَخْدُمُهُ فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَاجِعًا وَبَدَا لَهُ أُحُدٌ قَالَ هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ ثُمَّ أَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا كَتَحْرِيمِ إِبْرَاهِيمَ مَكَّةَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا وَمُدِّنَا
Dari Amru bin Abi Amru mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Al Muthallib bin Hanthab bahwa dia mendengar Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku keluar bersama Rasulullah ﷺ menuju Khaibar dimana aku melayani beliau. Ketika beliau kembali pulang dan sampai di dekat gunung Uhud, beliau ﷺ bersabda, “Gunung ini mencintai kita dan kita pun mencintainya.”
Kemudian beliau memberi isyarat dengan tangannya ke arah Madinah seraya bersabda, ‘Ya Allah, sungguh aku mensucikan apa yang ada di antara dua bukit hitam ini (maksudnya Madinah) sebagaimana Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam mensucikan Makkah. Ya Allah berilah berkah kepada kami dalam takaran sha’ dan mud kami.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari No.2675 Bab Keutamaan membantu dalam perang]
- Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhari
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا فَإِنَّه يَرْجِعُ مِنْ الْأَجْرِ بِقِيرَاطَيْنِ كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أَنْ تُدْفَنَ فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيرَاطٍ تَابَعَهُ عُثْمَانُ الْمُؤَذِّنُ قَالَ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda,”Barangsiapa mengiringi jenazah muslim, karena iman dan mengharapkan balasan dan dia selalu bersama jenazah tersebut sampai dishalatkan dan selesai dari penguburannya, maka dia pulang dengan membawa dua qiroth, setiap qiroth setara dengan gunung Uhud. Dan barangsiapa menyolatkannya dan pulang sebelum dikuburkan maka dia pulang membawa satu qiroth.”
[Hadits Bukhari No.45 Bab Mengiringi jenazah bagian dari iman]
- Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu riwayat Ahmad
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَعِدَ أُحُدًا فَتَبِعَهُ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ الْجَبَلُ فَقَالَ اسْكُنْ عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id berkata; telah menceritakan kepada kami Syu’bah berkata, telah menceritakan kepada kami Qotadah bahwa Anas bin Malik menceritakan kepada mereka, bahwa Nabi ﷺ mendaki gunung Uhud, sedang Abu Bakar, Umar serta Utsman mengikutinya.
Maka gunung tersebut bergetar karena keberadaan mereka. Lalu Nabi ﷺ pun bersabda: “Tenanglah, sesungguhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq dan dua orang syahid.” [Hadits Ahmad No.11663 Musnad Anas bin Malik Radliyallahu ‘anhu ]
- Hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu riwayat Al-Bukhari
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
Dari Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,” Nabi ﷺ bersabda, “Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian menginfaqkan emas sebesar Gunung Uhud, tidak akan ada yang menyamai satu Mud (sekitar 0,6 kg, pent) infaq seorang dari mereka, tidak pula setengahnya.”
- Hadits dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu riwayat Ahmad
عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ كَانَ يَجْتَنِي سِوَاكًا مِنْ الْأَرَاكِ وَكَانَ دَقِيقَ السَّاقَيْنِ فَجَعَلَتْ الرِّيحُ تَكْفَؤُهُ فَضَحِكَ الْقَوْمُ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّ تَضْحَكُونَ قَالُوا يَا نَبِيَّ اللَّهِ مِنْ دِقَّةِ سَاقَيْهِ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ أُحُدٍ
Dari Zirr bin Hubaisy dari Ibnu Mas’ud bahwa ia memetik siwak dari pohon Arak dan ia memiliki betis yang kecil, tiba-tiba angin menyingkap kedua kakinya lalu orang-orang menertawakannya.
Rasulullah ﷺ bertanya, ”Apa yang kalian tertawakan?” Mereka menjawab,”Wahai Nabiyullah, kami menertawakan betisnya yang kecil.” Maka beliau bersabda,”Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kedua betisnya lebih berat timbangannya dari gunung Uhud.” [Hadits Ahmad No.3792 Musnad Abdullah bin Mas’ud Radliyallahu ta’ala ‘anhu]
- Hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu riwayat Ahmad
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ عَنْ أُمِّ مُوسَى قَالَتْ سَمِعْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ابْنَ مَسْعُودٍ فَصَعِدَ عَلَى شَجَرَةٍ أَمَرَهُ أَنْ يَأْتِيَهُ مِنْهَا بِشَيْءٍ فَنَظَرَ أَصْحَابُهُ إِلَى سَاقِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ حِينَ صَعِدَ الشَّجَرَةَ فَضَحِكُوا مِنْ حُمُوشَةِ سَاقَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَضْحَكُونَ لَرِجْلُ عَبْدِ اللَّهِ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أُحُدٍ
Dari Umu Musa, dia berkata, “Saya mendengar Ali Radhiyallah ‘anhu berkata,” Nabi ﷺ memerintahkan Ibnu Mas’ud, maka dia memanjat sebuah pohon karena Nabi ﷺ memerintahnya untuk mengambilkan sesuatu dari pohon itu.
Para sahabat melihat ke arah betis Abdullah bin Mas’ud yang sedang memanjat pohon kemudian mereka tertawa karena betisnya yang kecil. Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ”Apa yang kalian tertawakan? Kaki Abdullah itu lebih berat daripada gunung Uhud dalam timbangan pada hari kiamat.” [Hadits Ahmad No.876 Musnad Ali bin Abu Thalib Radliyallahu ‘anhu]
Baca juga: Keutamaan Shahabat Nabi
Keutamaan Gunung Uhud
Di antara keutamaan Gunung Uhud adalah sebagai berikut:[ii]
1. Gunung Uhud memiliki hubungan cinta yang bersifat khusus dengan Rasulullah ﷺ, hubungan cinta dan kasih sayang.
Hal ini, Rasulullah ﷺ bersabda,”
أُحُد جبلٌ يحبُّنا ونُحبُّه – رواه البخاري
”Uhud adalah gunung yang mencintai kita dan kita mencintainya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]
2. Uhud adalah gunung yang diajak bicara oleh Nabi ﷺ .
Saat Nabi Muhammad ﷺ berbicara kepadanya dalam bentuk memberi perintah maka Gunung Uhud kemudian patuh dan taat.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik radhiyallahu bercerita kepadanya bahwa Nabi ﷺ mendaki Uhud bersama Abu Bakar dan Utsman.
Lantas Gunung Uhud tersebut bergetar karena mereka itu. Maka Nabi ﷺ bersabda:
اثبُتْ أُحُد؛ فإن فوقَك نبيٌّ وصدِّيق وشهيدَينِ
”Tenanglah Uhud! Sesungguhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq dan dua orang syahid.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]
3. Jabal Uhud menyimpan banyak peristiwa bersejarah dan berbagai pelajaran
Hal ini, telah banyak dijelaskan secara rinci oleh para ulama dalam berjilid-jilid buku yang besar. Salah satu yang paling terkenal adalah peristiwa perang Uhud.
Kisah selengkapnya ada bisa dibaca di artikel pelajaran hikmah dari perang uhud.
Sebab Penamaan Gunung Uhud
Ada tiga riwayat yang menyebutkan tentang sebab dinamakan Gunung Uhud, yaitu:[iii]
- Riwayat pertama menyebutkan bahwa dinamakan demikian karena Gunung Uhud menyendiri dari gunung – gunung yang lain. Gunung Uhud dikelilingi oleh lembah-lembah dan tanah yang datar.
- Riwayat kedua menyatakan bahwa Gunung Uhud dinamakan dengan Uhud sebagai sebuah penyandaran kepada seorang pria yang dipanggil dengan ‘Uhud’ dari Al-‘Amaliq, yaitu penduduk tradisional generasi awal dari kota Madinah. Sesungguhnya Uhud pindah ke Gunung itu dan tinggal di sana. Semenjak itu gunung tersebut dinamakan dengan namanya.
- Riwayat ketiga menyatakan bahwa penamaan Gunung Uhud kembali kepada tanda keesaan Allah Azza wa Jalla.
Baca juga: Larangan di Tanah Haram
Bukti Mukjizat Nabi ﷺ di Gunung Uhud
Paling tidak ada dua buah bukti mukjizat Nabi ﷺ saat berada di Gunung Uhud:
- Nabi ﷺ berbicara dengan Gunung Uhud dan gunung tersebut bisa memahaminya.
Di Gunung Uhud tersebut nampak Mukjizat Nabi Muhammad ﷺ, yaitu sebagaimana terlihat dalam hadits yang menceritakan saat Nabi Muhammad ﷺ mendaki Gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhum.
Pada saat itu Nabi ﷺ merasakan getaran dari Gunung Uhud tersebut. Beliau mengerti sepenuhnya bahwa getaran tersebut karena keberadaan mereka berempat.
Bahkan lebih jauh dari itu, beliau mengajak bicara Gunung Uhud seolah Gunung Uhud itu makhluk yang berakal yang mengerti pembicaraan manusia.
Nabi ﷺ bersabda:
اثبُتْ أُحُد؛ فإن فوقَك نبيٌّ وصدِّيق وشهيدَينِ
”Tenanglah Uhud! Sesungguhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq dan dua orang syahid.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]
Dan terbukti, setelah Nabi ﷺ memerintahkan Gunung Uhud untuk besikap tenang, Gunung Uhud langsung berhenti getarannya. Ini menunjukkan salah satu Mukjizat Nabi ﷺ saat berada di gunung tersebut.
Dr. Mahmud Abdul Azis Yusuf berkata,”Saat Rasulullah ﷺ berdiri di atas Gunung Uhud, sesungguhnya Gunung Uhud mendengar, memahami dan mencintai serta mendengar ucapan Nabi ﷺ : اثبُت أُحُد “Tenanglah Uhud.” Lalu Gunung Uhud mentaati perintahnya dan bersikap tenang dan kokoh.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ”Sesungguhnya Rasulullah ﷺ telah berbicara kepada Uhud dengan pembicaraan kepada orang yang bisa memahami sehingga ketika Uhud berguncang Rasulullah ﷺ bersabda: اسكن أُحُد ‘Tenanglah Uhud.”.[iv]
- Nabi ﷺ memberikan kabar gembira kepada Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhuma bahwa mereka akan mendapatkan syahadah (kematian syahid)
Ini merupakan bentuk informasi tentang perkara ghaib. Ini merupakan dalil yang kuat bahwa Nabi ﷺ tidak berbicara berdasar hawa nafsu namun itu hanyalah wahyu semata sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran.[v]
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.” [An Najm: 3-4]
Sekian tahun setelah itu, terbuktilah apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhuma masing-masing meninggal sebagai syahid karena dibunuh.
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu dibunuh oleh Abu Lu’luah al-Majusi saat sedang shalat Shubuh dan mati syahid akibat dari tikaman pisau Abu Lu’luah. Sedangkan Utsman radhiyallahu ‘anhu dibunuh di rumahnya saat sedang membaca al-Quran oleh sekelompok orang Khawarij.[vi]
Baca juga: Sebab Penamaan Bulan Haram
Apakah Disunnahkan Untuk Mengunjungi Gunung Uhud?
Gunung Uhud memang tempat bersejarah yang istimewa. Setiap Muslim dari luar Jazirah Arab yang diberi kemudahan untuk berkunjung ke Madinah akan terbersit keinginan untuk menyempatkan diri mengunjungi situs penting tersebut.
Namun demikian, yang perlu diketahui adalah bahwa ziarah ke Gunung Uhud itu bukanlah perkara yang disunnahkan atau dianjurkan dalam agama yang memiliki nilai pahala tertentu karena mendatanginya. Ia bukan merupakan sunnah yang dianjurkan saat seorang Muslim berkunjung ke Madinah.
Tidak ada dalil syar’i yang mengkhususkan untuk berziarah ke Gunung Uhud sebagaimana nash yang menegaskan bahwa Nabi ﷺ secara berkala biasa mengunjungi Masjid Quba’ dan kemudian shalat dua rakaat di dalamnya. Rasulullah ﷺ menegaskan adanya keutamaan khusus shalat di Masjid Quba’, yaitu seperti pahala umrah.
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum adalah orang-orang yang paling bersemangat untuk mengikuti sunnah Nabi ﷺ. Meskipun demikian tidak diketahui dari mereka adanya kebiasaan menziarahi Gunung Uhud dengan keyakinan sebagai sebuah sunnah yang berpahala dengan melakukannya. Andaikan itu kebaikan maka mereka pasti telah mendahului kita melakukannya.
Syaikh Abdul Azis bin Abdullah bin Baz rahimahullah saat menjelaskan tentang apa saja yang dianjurkan secara syar’i untuk dilakukan bagi orang yang mengunjungi Madinah menjelaskan diantaranya adalah sebagai berikut:
”Dianjurkan juga bagi orang yang berziarah ke Madinah untuk mengunjungi Masjid Quba’ dan shalat dua rakaat di dalamnya sebagaimana dahulu Nabi ﷺ mengunjunginya. Nabi ﷺ memberitahukan bahwa siapa yang mengunjunginya :
من تطهر في بيته ثم أتى مسجد قباء فصلى فيه ركعتين كان كعمرة
“Siapa yang berwudhu di rumahnya kemudian mendatangi Masjid Quba’ lalu shalat di dalamnya dua rakaat, maka ( pahalanya) seperti umrah.”
Maka, ziarah Masjid Quba’ itu sunnah dan mendekatkan diri kepada Allah karena mengikuti Nabi ﷺ dalam masalah tersebut. Inilah yang disyariatkan bagi orang yang mengunjungi Madinah. Adapun kunjungan yang bertujuan ke tempat-tempat lain seperti sumur-sumur, masjid-masjid lain atau area-area yang lain maka ini tidak disyariatkan.” [vii]
Di bagian sebelumnya dari fatwa ini, Syaikh Abdul Azis bin Baz menganjurkan agar berziarah ke kuburan para syuhada’ Uhud. Beliau menyatakan bahwa ini disunnahkan karena Nabi ﷺ juga berziarah ke makam para Syuhada’ Uhud.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah saat menjelaskan tempat-tempat yang disyariatkan untuk dikunjungi di Madinah mengatakan, ”Inilah 5 tempat di Madinah: Masjid Nabawi, Kuburan Nabi ﷺ, Kuburan dua sahabatnya (yaitu Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma), Pemakaman Baqi’, Syuhada’ Uhud, Masjid Quba’. Tempat-tempat kunjungan selain itu di Madinah tidak ada dasarnya dan tidak disyariatkan untuk pergi ke sana.”[viii]
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa mengunjungi Gunung Uhud bukan perkara yang disunnahkan. Yang disunnahkan adalah berziarah ke makam para Syuhada’ Uhud.
Semoga tulisan tentang keutamaan Gunung Uhud ini bermanfaat. Bila ada kebenaran di dalamnya maka itu dari rahmat Allah semata dan bila ada kesalahan dan kekeliruan maka itu dari kami dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya berlepas diri darinya.
[i] Seleksi Sirah Nabawiyah-Studi Kritis Muhadditsin Terhadap Riwayat Dha’if, Dr. Akram Dhiya’ Al-‘Umuri, Pustaka Darul Falah, Jakarta, hal. 406.
[ii] https://www.alukah.net/sharia/0/128998/
[iii] Ibid.
[iv] ibid
[v] https://www.almrsal.com/post/578971
[vi] ibid
Incoming search terms:
- https://pusatjamdigital com/keutamaan-gunung-uhud/ (24)
- Hadits tentang Jabal Uhud (3)
- hadis jabal uhud (1)
Tinggalkan Balasan