Pidato Bahasa Arab Tentang Kebersihan dan Artinya Singkat

Pidato Bahasa Arab

Pidato Bahasa Arab Singkat Tentang Kebersihan disertai arti dan harokat lengkap dengan judul An Nadhofah fil Islam / Kebersihan dalam Islam.

Pidato bahasa arab tentang kebersihan ini membahas tentang menjaga kebersihan dalam islam sebagian dari iman. Hal itu menjadi bagian yang tidak lepas dari syariat Islam tentang menjaga kebersihan bagi seorang muslim.

Pidato ini dinukilkan dari tulisan seorang ahli ilmu penutur asli Bahasa Arab sehingga bisa dijadikan bahan alternatif untuk latihan pidato Bahasa Arab bagi para pelajar Islam di pesantren atau sekolah Islam.

Kebersihan Dalam Islam

النَّظَافَةُ فِي الْإِسْلَامِ

Pembukaan Pidato

الـحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kepada-Nya kami memohon pertolongan dalam semua urusan dunia dan agama. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul paling mulia, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba’du (Adapun sesudah itu):

Isi Pidato

أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، الإِسْلاَمُ دِيْنُ الْجَمَالِ وَالْكَمَالِ حَثَّ عَلَى النَّظَافَةِ وَالطَّهَارَةِ

Wahai kaum Muslimin!

Islam adalah agama keindahan dan kesempurnaan. Islam mendorong kepada kebersihan dan kesucian.

قَالَ تَعَالَى: ﴿لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ ﴾ [التوبة: 108]

Allah Ta’ala berfirman,

Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri. [At-Taubah: 108]

وَالنَّظَافَةُ تَشْمَلُ نَظَافَةَ الْبَدَنِ وَالثِّيَابِ وَالْمَكَانِ؛ أَمَّا نَظَافَةُ الْبَدَنِ فَقَدِ اهْتَمَّ الْإِسْلاَمُ بِطَهَارَةِ بَدَنِ الْإِنْسَانِ مُنْذُ وِلاَدَتِهِ إِلَى وَفَاتِهِ، فَإِذَا وُلِدَ أَمَرَ بِخِتَانِهِ وَحَلْقِ رَأْسِهِ، وَإِذَا مَاتَ غُسِّلَ وَأَحْسَنَ كَفَنَهُ وَطِيْبَهُ

Kebersihan itu meliputi kebersihan badan, pakaian dan tempat. Adapun kebersihan badan, Islam telah memberikan perhatian untuk mensucikan badan manusia semenjak lahir hingga meninggalnya.

Bila seorang manusia telah dilahirkan maka Islam memerintahkan agar mengkhitannya dan mencukur rambutnya. Dan bila dia meninggal dunia maka dia dimandikan dan diperindah kafannya serta wewangiannya.

فَإِذَا حَانَ وَقْتُ الْعِبَادَةِ “الصَّلاَةِ” أَمَرَ بِالْوُضُوْءِ، وَالْوُضُوْءُ لَا يَقِلُّ عَنْ خَمْسِ مَرَّاتٍ يَوْمِيًّا وَهُوَ نَظَافَةٌ وَطَهَارَةٌ لِلْأَعْضَاءِ الَّتِي يَكْثُرُ ظُهُوْرُهَا

Bila telah datang waktu ibadah shalat, Islam memerintahkan untuk berwudhu. Wudhu itu tidak kurang dari lima kali setiap hari. Ini merupakan kebersihan dan kesucian bagi anggota badan yang sering terlihat.

رَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهِ مِنْ حَدِيْثِ ثَوْبَانَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- أَنَّ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: “لَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ”. وَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: ((الطَّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ))؛ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadits Tsauban radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda, ”Tidak ada yang memelihara wudhu kecuali orang mukmin.” Dan Nabi ﷺ bersabda,”Bersuci (berwudhu) itu setengah dari iman.” [Hadits riwayat Muslim]

وَالْغَسْلُ وَهُوَ تَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالْمَاءِ لاَ أَقَلُّ مِنْ مَرَّةٍ بِالْأُسْبُوْعِ، قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: “حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ أَنْ يَّغْتَسِلَ فِي كُلِّ سَبْعَةِ أَيَّامٍ يَوْمًا يَغْسِلُ فِيْهِ رَأْسَهُ وَجَسَدَهُ”(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Sedangkan mandi, yaitu mengguyur seluruh badan dengan air itu dilakukan minimal sekali dalam sepekan. Nabi ﷺ bersabda, ”Wajib atas setiap Muslim untuk mandi dalam kurun tujuh hari ada satu hari yang di hari itu dia mengguyur kepala dan tubuhnya.” [Muttafaq ‘alaih]

وَإِذَا ظَهَرَتْ مِنَ الْجَسَدِ رَائِحَةُ الْعَرَقِ، فَمَطْلُوْبٌ مِنَ الْمُسْلِمِ تَنْظِيْفُهُ بِالْمَاءِ؛ سَوَاءٌ كَانَ بِالْبَدَنِ أَوِ الثِّيَابِ

Bila muncul bau keringat dari tubuh maka seorang muslim diminta untuk membersihannya dengan air baik di badannya maupun di pakaiannya.

رَوَى الْبُخَارِيُّ فِي صَحِيْحِهِ مِنْ حَدِيْثِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ “كانَ النَّاسُ يَنْتَابُونَ يَوْمَ الْجُمُعَة مِنْ مَنَازِلِهِمْ والْعَوَالِي، فَيَأتُونَ في الغُبَارِ، فَيُصيبُهُمْ الغُبَارُ والْعَرَقُ، فَيَخْرُجُ مِنْهُمُ العَرَقُ، فَأتى رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنْسَانٌ مِنْهُمْ وَهُوَ عِنْدِي، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: ((لَوْ أنَّكُمْ تَطَهَّرْتُمْ لِيَوْمِكُمْ هَذَا))

Al-Bukhari meriwayatkan di dalam Shahihnya dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ”Pada hari Jumat orang-orang datang dari rumah-rumah mereka dan dari berbagai wilayah di sekitar Madinah.

Mereka datang melalui jalanan yang berdebu. Debu dan keringat mengenai tubuh mereka. Keringat bercucuran dari tubuh mereka. Lalu seseorang dari mereka mendatangi Nabi ﷺ ketika Nabi ﷺ berada di dekatku. Lalu Nabi ﷺ bersabda,”Andai saja kalian mandi untuk hari kalian ini.”

أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ: وَمِمَّا جَاءَتْ بِهِ الشَّرِيْعَةُ الْإِسْلاَمِيَّةُ: الْمُحَافَظَةُ عَلَى خِصَالِ الْفِطْرَةِ، وَفِيْهَا مِنَ النَّظَافَةِ وَالطَّهَارَةِ لِمَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا مِنْ صِحَّةِ الْأَبْدَانِ وَالْعُقُوْلِ مَا لَا يُحْصَى ذِكْرُهُ، وَفَضْلًا عَمَّا يَكْسِبُهُ مِنَ الْأُجُوْرِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Wahai kaum Muslimin!

Di antara tuntunan Islam adalah menjaga sunnah-sunnah fithrah. Di dalam sunnah fithrah terdapat kebersihan dan kesucian, bagi siapa saja yang memeliharanya berupa kesehatan badan dan akal yang tidak terbilang banyaknya selain juga pahala di dunia dan akhirat.

وَأَمَّا نَظَافَةُ الثِّيَابِ، فَقَدْ وَرَدَتِ النُّصُوْصُ الشَّرْعِيَّةُ فِي ذَلِكَ، قَالَ تَعَالَى: (وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ)[المدثر: 4]

Adapun kebersihan pakaian, telah terdapat nash-nash syar’i yang menerangkannya. Allah Ta’ala berfirman, “Dan pakaianmu sucikanlah.” [Al-Mudatstsir: 4]

قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ سِيْرِيْنَ: “أَيْ اِغْسِلْهَا بِالْمَاءِ”

Muhammad bin Sirin berkata, ”Maksudnya adalah cucilah pakaianmu dengan air.”

رَوَى مُسْلِمٌ فِي صَحِيْحِهِ مِنْ حَدِيْثِ عَبْدِاللهِ بْنِ مَسُعُوْدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:((لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ))، قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنة، قَالَ: ((إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ))

Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat dzarrah (benda terkecil yang dikenal saat itu , pent) tidak akan masuk surga.

Seseorang berkata, ”Sesungguhnya ada orang yang suka bila pakaiannya bagus dan sandalnya bagus.” Nabi ﷺ menanggapi, ”Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”

أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ ، وَأَمَّا نَظَافَةُ الْمَكَانِ فَإِنَّهُ يَشْمَلُ نَظَافَةَ الْمَسَاجِدِ، وَالْبُيُوْتِ، وَالطُّرُقَاتِ، وَالْحَدَائِقِ، وَالْمُنْتَزَهَاتِ، وَالْأَمَاكِنِ الْعَامَةِ، وَغَيْرِهَا

Wahai kaum Muslimin,

Mengenai kebersihan tempat, hal itu mencakup kebersihan masjid, rumah, jalanan, taman-taman, tempat-tempat rekreasi , tempat-tempat umum dan lain-lain.

قَالَ تَعَالَى: ﴿ وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ ﴾ [البقرة: 125]

Allah Ta’ala berfirman,

(Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!” [Al-Baqarah: 125]

كَمَا أَمَرَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ بِنَظَافَةِ الْمَسَاجِدِ وَأَنْ تَطَيَّبَ وَتَجَنَّبَ الْأَقْذَارَ وَالرَّوَائِحَ الْكَرِيْهَةَ

Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk membersihkan masjid-masjid, memberinya wewangian, menjauhkannya dari kotoran dan bau tak sedap.

رَوَى الْإِمَامُ أَحْمَدُ فِي مُسْنَدِهِ مِنْ حَدِيْثِ عَائِشَةَ قَالَتْ:”أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadits ‘Aisyah, dia berkata, ”Rasulullah ﷺ memerintahkan kepada kami untuk membangun masjid di kampung-kampung serta memerintahkan agar membersihkan dan memberinya wewangian.”

وَحَثَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَى تَنْظِيْفِ الْبُيُوْتِ وَتَطْهِيْرِهَا؛ قَالَ صلى الله عليه وسلم: ((طَهِّرُوا أَفْنِيَتَكُمْ، فَإِنَّ الْيَهُودَ لا تُطَهِّرُ أَفْنِيَتَهَا))؛ رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ

Demikian pula, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk membersihkan rumah dan mensucikannya. Nabi ﷺ bersabda, ”Bersihkanlah halaman rumah kalian. Sesungguhnya orang Yahudi tidak membersihkan halaman mereka.” [Hadits riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath] [i]

Penutup Pidato

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.


[i]https://www.alukah.net/sharia/0/134097/%D8%AE%D8%B7%D8%A8%D8%A9-%D8%B9%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%B8%D8%A7%D9%81%D8%A9-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85/

Khitobah Muhadhoroh Pidato Bahasa Arab Tentang Menjaga Kebersihan Dalam Islam Sebagian Dari Iman

Pencarian: Contoh Teks Pidato Bahasa Arab Tentang Kebersihan Dalam Islam Sebagian dari Iman dan Perintah Menjaga Kebersihan

Tinggalkan komentar