Iman kepada kitab-kitab Allah ‘Azza wa Jalla yang diturunkan kepada para nabi-Nya ‘alaihimus salam merupakan salah satu rukun iman dan salah satu pondasi dari pondasi iman.
Maka tidak sah Islam seorang hamba dan imannya tidak benar sampai dia beriman dengan keimanan yang mantap bahwa semua kitab ini turun dari sisi Allah dan bahwa Allah berbicara dengan kitab-kitab tersebut secara hakiki sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya dan bahwa kandungan wahyu Allah kepada para nabi-Nya itu adalah kebenaran tanpa ada keraguan sama sekali.[i]
Iman kepada kitab-kitab Allah memilki begitu banyak buah yang mulia. Tulisan berikut ini akan membahas buah-buah iman kepada kitab-kitab Allah dan beberapa persoalan lain terkait dengan iman kepada kitab Allah.
Definisi Iman Kepada Kitab-Kitab
Menurut Dr. Abdul Majid Az-Zindani beriman kepada kitab-kitab artinya membenarkan dengan penuh kemantapan bahwa seluruh kitab tersebut diturunkan dari sisi Allah dan bahwa Allah berbicara dengan kitab-kitab tersebut secara hakiki. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An-Nisa’: 136]
Di antara kita-kitab tersebut ada yang merupakan firman langsung kepada seorang rasul tanpa perantara malaikat yang menjadi utusan, di antaranya ada yang disampaikan oleh utusan berupa malaikat kepada rasul (utusan) dari kalangan manusia, dan ada pula yang berupa apa saja yang Allah Ta’ala tulis.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. [Asy-Syura: 51]
Allah berfirman kepada Musa,
قَالَ يَا مُوسَىٰ إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Allah berfirman: “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. [Al – A’raf: 144]
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. [An-Nisa’: 164]
Allah berfirman tentang masalah Taurat:
وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الْأَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ
Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu. [Al-A’raf: 145]
Allah berfirman tentang Isa:
وَآتَيْنَاهُ الْإِنجِيلَ
Dan kami berikan Injil kepadanya (Isa) [Al-Hadid: 27]
وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. [An-nisa’: 163]
Mengenai Al-Al-Quran Al-Karim Allah Ta’ala berfirman,
لَّـكِنِ اللّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنزَلَ إِلَيْكَ أَنزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلآئِكَةُ يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللّهِ شَهِيداً -١٦٦-
Tetapi Allah menjadi Saksi atas (al-Quran) yang Diturunkan-Nya kepadamu (Muhammad). Dia Menurunkannya dengan ilmu-Nya, dan para malaikat pun menyaksikan. Dan cukuplah Allah yang menjadi Saksi.[An-Nisa: 166]
وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً -١٠٦-
Dan al-Quran (Kami Turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami Menurunkannya secara bertahap. [Al-Isra’: 106]
وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ -١٩٢- نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ -١٩٣- عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ -١٩٤- بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ -١٩٥-
Dan sungguh, (al-Quran) ini benar-benar Diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. [Asy-Syu’ara’: 192-195][ii]
Dalil Kewajiban Iman Kepada Kitab Allah
Terdapat banyak dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah tentang wajibnya beriman kepada kitab-kitab Allah Ta’ala. berdasarkan penjelasan Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqaf, dalil-dalilya adalah sebagai berikut:[iii]
Dalil dalam Al Qur’an
Berikut ini adalah beberapa dalil tentang kewajibab beriman kepada kitab-kitab Allah dalam Al Quran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An-Nisa’: 136]
الم ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. [Al-Baqarah: 1-4]
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. [Al-Baqarah: 136]
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. [Al-Baqarah: 177]
Dalil dalam Hadits
Di antara dalil wajibnya beriman kepada kitab Allah dari as-sunnah adalah sabda Nabi ﷺ dalam hadits Jibril yang terkenal:
فأخبرني عن الإيمان؟. قال: أن تؤمن بالله، وملائكته، وكتبه، ورسله، واليوم الآخر، وتؤمن بالقدر خيره وشره – رواه مسلم (8). من حديث عمر بن الخطاب رضي الله عنه
“Beritahulah aku (Jibril) tentang iman!” Nabi ﷺ bersabda,”Engkau beriman kepada Allah dan para malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan para rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” [Hadits riwayat Muslim (8) dari hadits Umar radhiyallahu ‘anhu]
Kitab Yang Allah Diturunkan
Kitab-kitab yang telah Allah turunkan kepada para rasul-Nya ada yang disebutkan di dalam al-quran dan ada yang tidak Allah sebutkan namanya. Kitab-kitab yang disebutkan namanya di dalam Al-Quran al-Karim adalah sebagai berikut:[iv]
1. Taurat yang diturunkan kepada Musa ‘alaihis salam.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ ۚ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. [Al-Maidah: 44]
2. Injil yang diturunkan kepada Isa ‘alaihis salam
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. [Al-Maidah: 46]
3. Zabur yang diturunkan kepada Dawud ‘alaihis salam.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. [An-Nisa’: 163]
4. Shuhuf (lembaran-lembaran kitab) Ibrahim ‘alaihis salam
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. [Al-A’la: 18-19]
Adapun kitab-kitab yang lain, kata Dr. Na’im Yasin, yang diturunkan kepada seluruh rasul namun Allah Ta’ala tidak memberitahu kita nama-namanya dan hanya memberitahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus setiap Nabi dengan sebuah risalah yang mereka sampaikan kepada kaumnya. Allah Ta’ala berfirman,
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ ۚ
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. [Al-Baqarah: 213]
Maka kita wajib beriman secara global kepada semua kitab yang tidak disebutkan namanya ini. Kita tidak boleh menyandarkan sebuah kitab kepada Allah Ta’ala kecuali kitab yang Allah sandarkan kepada diri-Nya sendiri yang telah Allah kabarkan di dalam Al-Quran al-Karim.
Baca juga: Makna Beriman Kepada Rasul
Iman Kepada Al-Qur’an
Di dalam Syarh Aqidah Thahawiyah disebutkan bahwa beriman kepada al-Quran itu berarti wajib beriman bahwa Al-Quran itu kitab yang paling utama dan paling agung.
Kedudukannya paling tinggi dan paling mulia, al-Quran itu menjadi saksi atas kitab-kitab sebelumnya dan membenarkannya, bahwa Allah telah menjamin untuk menjaganya dari pengubahan (taghyir), penggantian (tabdil), penyimpangan (tahrif) sebagaimana firman Allah Ta’ala;
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [Al-Hijr: 9]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالذِّكْرِ لَمَّا جَاءهُمْ وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. [Fushilat: 41-42]
Demikian pula wajib untuk menetapkannya, mengikuti ajaran yang ada di dalamnya dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya serta membenarkan kabar beritanya. [Syarah Aqidah Thahawiyah: 2/425][v]
Kedudukan Al Qur’an Terhadap Kitab Sebelumnya
Dr. Abdul Majid Az-Zindani menjelaskan posisi atau kedudukan al-Quran terhadap kitab-kitab sebelumnya sebagai berikut:
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan menjadi saksi terhadap kitab-kitab yang lain itu… [Al-Maidah: 48]
وَمَا كَانَ هَٰذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَىٰ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. [Yunus: 37]
Jadi ada dua kedudukan, yaitu:
- Muhaiminan (مُهَيْمِنًا.) yaitu mempercayai dan menjadi saksi terhadap kitab-kitab sebelumnya.
- Mushaddiqan (مُصَدِّقًا ), yaitu membenarkan apa saja yang benar di dalam kitab-kitab tersebut, menghilangkan berbagai penyimpangan (tahrif), penggantian (tabdil), pengubahan (taghyir) yang telah terjadi pada kitab-kitab tersebut dan memberikan status hukum berupa an-naskh (penghapusan) atau at-taqrir (penetapan).
Oleh karenanya, setiap orang yang berpegang teguh dengan kitab-kitab terdahulu yang tidak mengganti keyakinannya, akan tunduk kepada Al-Quran. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِهِ هُمْ بِهِ يُؤْمِنُونَ وَإِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ
Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman (pula) dengan Al Quran itu.
Dan apabila dibacakan (Al Quran itu) kepada mereka, mereka berkata: “Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Quran itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan(nya). [Al-Qashash: 52-53][vi]
Baca juga: Hikmah Iman Kepada Para Malaikat
Urgensi Iman Kepada Kitab Allah
Urgensi Iman kepada kitab-kitab menurut Dr. Muhammad Ali Ash-Shalabi adalah sebagai berikut:
- Iman kepada kitab-kitab terdahulu merupakan salah satu rukun iman.
- Iman kepada kitab-kitab terdahulu menguatkan kesatuan risalah ilahiyah dan bahwa Islam mencakup seluruh agama samawi dan kaum Muslimin adalah orang yang paling layak secara keseluruhan untuk memimpin kemanusiaan berdasarkan metode Islam.
- Iman kepada kitab-kitab ilahiyah merupakan bagian dari beriman kepada Al-Quran dan juga bagian dari iman bahwa Allah itu adalah Dzat Yang Memberi petunjuk dan bahwa petunjuk Allah Ta’ala itu tidak terputus dari manusia. Tidak satu umat pun kecuali Allah turunkan kepadanya petunjuk.
- Orang Muslim beriman bahwa Al-Quran itu telah mencakup seluruh kitab-kitab sebelumnya. Al-Quran itu selamat dari pengubahan. Al-Quran itu membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Al-Quran merupakan satu-satunya rujukan untuk menjelaskan kebenaran yang ada dalam kitab-kitab tersebut.
- Iman kepada kitab-kitab terdahulu menumbuhkan dalam diri seorang Muslim perasaan adanya kesatuan kemanusiaan, agamanya, para rasulnya dan sumbernya. Juga perasaan bahwa umat Islam itu mewarisi aqidah samawiyah (yang datang dari langit) serta kesatuan nubuwwah semenjak munculnya umat manusia, menjaga warisan aqidah dan kenabian serta memimpin kafilah iman hingga akhir zaman. [viii]
Baca juga: Pengertian Iman Kepada Allah
Buah Iman Kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab memiliki pengaruh yang besar terhadap seorang mukmin. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Bersyukur kepada Allah Ta’ala atas kelembutan-Nya terhadap makhluk-Nya dan pemeliharaan-Nya terhadap mereka dengan menurunkan kepada mereka kitab-kitab yang mengandung bimbingan kepada mereka menuju apa saja yang baik dan bermaslahat untuk mereka di dunia dan akhirat.
- Terlihatnya kebijaksanaan Allah Ta’ala karena dia telah mensyariatkan di kitab-kitab tersebut untuk setiap umat apa saja yang sesuai untuk mereka. Al-Quran al-Karim sebagai kitab penutup itu sesuai bagi seluruh makhluk di setiap masa dan tempat hingga hari kiamat.
- Menetapkan sifat bicara bagi Allah Ta’ala dan bahwa bicara-Nya tidak menyerupai bicaranya makhluk dan para makhluk tersebut tidak akan mampu untuk berbicara sebagaimana pembicaraan-Nya. [Ushulul Iman fi Dhauil Kitab was Sunnah, oleh sekelompok ulama’, hal. 129]
- Mengetahui perhatian Allah Ta’ala karena Allah telah menurunkan bagi setiap umat itu sebuah kitab yang memberi mereka petunjuk.
- Terbebas dari sampah pemikiran manusia dengan petunjuk dari langit.
- Berjalan di atas jalan yang lurus dan jelas tanpa adanya kontradiksi dan kebengkokan.
- Bergembira dengan kebaikan yang besar tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. [Yunus: 58]
- Bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung ini.
- Terbebas dari kerusakan pemikiran dan keyakinan.[viii]
Demikian tadi kajian singkat tentang buah-buah iman kepada kitab-kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca juga: Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
Hikmah diturunkannya Kitab-Kitab Allah
Hikmah dari diturunkannya kitab-kitab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai berikut:
- Menegakkan hujjah kepada makhluk.
- Untuk mendukung para rasul dan menampakkan kebenaran mereka.
- Memberikan hukum kepada manusia saat ada perselisihan.
- Menghukumi manusia dengan adil.
- Memberi petunjuk kepada umat manusia dan membimbing mereka.[ix]
Semoga penjelasan ini memberikan tambahan pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu hanyalah karena rahmat Allah semata. Dan bila ada kesalahan atau kekeliruan maka itu dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengampuni seluruh kesalahan kami.
[ii] Al-Iman, Dr. Abdul Majid Az-Zindani, hal. 97-98, dengan diringkas.
[iii] https://dorar.net/aqadia/1749/
[iv] Ibid
dan lihat juga: Al-Iman, Dr. Muhammad Na’im Yasin, Daru Umar ibnil Khtathab, Al-Iskandariyah, hal. 39.
[v] ibid https://dorar.net/aqadia/1749/
[vi] Al-Iman, Dr. Abdul Majid Az-Zindani, hal. 99.
[vii] http://alsallabi.com/article/1637
Incoming search terms:
- https://pusatjamdigital com/rukun-iman/iman-kepada-kitab-allah/ (1)
- https://pusatjamdigital.com/rukun-iman/iman-kepada-kitab-allah/ (1)