Rukun iman merupakan pondasi dari iman seorang Muslim. Apa saja rukun Iman bagi seorang Muslim telah ditetapkan di dalam nash-nash al-Quran dan As Sunnah yang shahih.
Tulisan berikut ini akan menjelaskan tentang 6 rukun Iman sesuai dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah berdasarkan penjelasan para ulama yang terpercaya ilmu dan agamanya.
Pengertian Rukun Iman:
Agar mendapatkan pengertian yang benar tentang rukun iman, berikut dijelaskan pengertian dari kata-kata yang menjadi penyusunnya yaitu kata iman dan rukun.
Pengertian Iman
Iman yang secara bahasa bermakna تصديق (percaya) lawan kata dariتكذيب (dusta).[i] Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan, yakni perkataan hati dan lisan dan perbuatan hati dan anggota badan.[ii]
Maka secara istilah sesuai dengan pemahaman para Salaf Ridwanullahu ‘Alaihim definisi iman adalah meyakini dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan beramal dengan anggota badan. Iman dapat bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. [iii]
Pengertian Rukun Iman
Kata الركن (ar-ruknu) dengan bentuk jamak أركان (arkan) secara bahasa adalah sisi terkuat dari sesuatu. Sedangkan secara istilah rukun adalah apa saja yang menjadi sebab keberadaan bagi sesuatu. Tanpanya (tanpa adanya rukun tersebut), sesuatu tadi kehilangan eksistensinya. [iv]
Dr.Muhammad bin Abdullah bin Shalih As-Sahim mengatakan bahwa asas-asas aqidah Islamiyah adalah Iman kepada Allah, para Malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir dan takdir yang baik dan yang buruk.
Enam perkara ini merupakan pokok-pokok aqidah Islamiyah yang benar. Dengan aqidah inilah kitab Allah Azza wa jalla telah turun dan dengannya Rasululllah ﷺ diutus.
Dari pokok-pokok ini terdapat cabang-cabang keimanan yang harus diimani yaitu mengimani perkara yang ghaib dan seluruh hal yang diberitakan oleh Rasulullah ﷺ. Pokok-pokok akidah inilah yang dinamakan dengan rukun iman. [v]
Dalil Rukun Iman
Rukun iman yang enam tersebut memiliki landasan yang jelas dan tegas baik di dalam Al-Quran maupun As-Sunnah.
Dalil Rukun Iman dalam Al Qur’an
Menurut Dr. Muhammad Na’im Yasin, dalil-dalil rukun iman yang enam terdapat dalam ayat-ayat berikut:[vi]
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Al-Baqarah: 285]
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. [Al-Baqarah: 177]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An-Nisa’: 136]
Dalil Rukun Iman dalam Hadits
Sedangkan dalil dalam as-sunnah terdapat dalam hadits Jibril sebagai berikut:
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ,
حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم,فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ.
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ.
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata, ” Pada suatu hari, saat kami duduk di dekat Rasululah ﷺ muncullah kepada kami seorang lelaki yang mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Tidak terlihat pada dirinya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.
Lantas Ia duduk di hadapan Nabi ﷺ, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi ﷺ dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi ﷺ, kemudian ia berkata, “Hai, Muhammad! Beritahulah aku tentang Islam.”
Rasulullah ﷺ menjawab, ”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah. Engkau menegakkan shalat dan menunaikan zakat serta berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau memiliki kemampuan melakukan perjalanan ke sana, ” Lelaki itu berkata, ”Engkau benar.” Kami merasa heran, dia yang bertanya namun dia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia berkata lagi, “Beritahulah tentang Iman.” Nabi ﷺ menjawab, ”Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.” Dia berkata, “Engkau benar.”
Dia berkata lagi, “Beritahulah aku tentang ihsan”. Nabi ﷺ menjawab, ”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalau engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi, “Beritahulah aku kapan Kiamat akan terjadi?” Nabi ﷺ menjawab, ”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia pun bertanya lagi, “Beritahulah aku tentang tanda-tandanya!”
Nabi ﷺ menjawab, ”Apabila seorang budak wanita telah melahirkan tuannya. Apabila engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian orang tersebut segera pergi. Aku tetap berada di situ beberapa saat lamanya, lalu Nabi ﷺ bertanya kepadaku, ”Wahai, Umar! Tahukah kamu, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, ”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, ” Beliau bersabda, ”Dia Jibril. Dia datang kepada kalian untuk mengajar kalian tentang agama kalian.” [Hadits Riwayat Muslim]
Urutan Rukun Iman Bahasa Arab Beserta Artinya
Berikut ini urutan rukun iman dalam Bahasa Arab beserta artinya:
أَرْكَانُ اْلإِيْمَانِ
Rukun-rukun Iman:
1. اْلإِيْمَانُ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Iman Kepada Allah
2. اْلإِيْمَانُ بِاْلمَلَائِكَةِ
Iman Kepada para Malaikat
3. اْلإِيْمَانُ بِاْلكُتُبِ
Iman kepada kitab-kitab
4. اْلإِيْمَانُ بِالرُّسُلِ
Iman kepada para Rasul
5. اْلإِيْمَانُ بِاْليَوْمِ اْلآخِرِ
Iman kepada Hari Akhir
6. اْلإِيْمَانُ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Iman kepada takdir yang baik dan yang buruk
Penjelasan Singkat Rukun Iman
Berikut ini penjelasan singkat tentang pengertian dari masing-masing rukun iman:
Rukun Iman Pertama: Iman Kepada Allah Ta’ala
Dr. Muhammad Na’im Yasib berkata, ”Maksudnya adalah keyakinan yang kokoh bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu, pemiliknya, penciptanya. Dia-lah satu-satunya yang berhak diibadahi baik berupa shalat, puasa, doa, berharap, takut, merasa hina dan tunduk.
Dia – lah yang memiliki sifat kesempurnaan seluruhnya dan suci dari segala bentuk kekurangan. Dengan demikian beriman kepada Allah itu mengandung pengertian mentauhidkan Allah dalam rububiyah-Nya, Uluhiyah-Nya dan dalam Nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Sedangkan arti dari mentauhidkan Allah dalam ketiga perkara tersebut adalah meyakini keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rububiyah, uluhiyah dan sifat-sifat yang sempurna serta nama-nama yang agung.[vii]
Rukun Iman Kedua: Iman Kepada Malaikat-Malaikat-Nya
Dr. Abdul Majid Az-Zindani berkata, ”Yang dimaksud dengan iman kepada malaikat adalah berkeyakinan penuh dengan keberadaan mereka dan bahwa mereka adalah makhluk dan hamba Allah yang sangat taat dan dimuliakan.
Allah Ta’ala berfirman:
لَا يَسْبِقُونَهُۥ بِٱلْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِۦ يَعْمَلُونَ
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. [Al-Anbiya’:27][viii]
Rukun Iman Ketiga: Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Dr. Abdul Majid Az-Zindani menerangkan bahwa beriman dengan kitab-kitab artinya membenarkan secara pasti bahwa seluruh kitab tersebut diturunkan dari sisi Allah dan bahwa Allah berbicara secara hakiki dengan kitab-kitab tersebut.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [an-Nisa’: 136]
Kitab-kitab yang Allah sebut dalam al-Quran Adalah Al-Quran, Taurat, Injil, Zabur, Shuhuf Ibrahim dan Musa.
Allah Ta’ala berfirman:
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.
Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. [Ali Imran:2-3]
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud. [Al-israa’: 55]
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِى صُحُفِ مُوسَىٰ وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّىٰ
Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? [An-Najm: 36-37][ix]
Rukun Iman Keempat: Iman Kepada Para Rasul Allah
Dr. Muhammad Na’im Yasin mengatakan bahwa yang dimaksud dengan beriman kepada para Nabi dan Rasul adalah beriman kepada siapa saja yang Allah Ta’ala sebut dalam kitab-Nya sebagai para rasul dan Nabi-Nya.
Beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla bahwa Dia telah mengutus para rasul selain yang telah disebutkan dalam Al-Quran begitu juga dengan para nabi yang tidak diketahui jumlahnya dan naman-namanya kecuali Allah Ta’ala yang telah mengutus mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. [Ghafir: 78]
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. [Fathir: 24]
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. [Yunus: 47][x]
Rukun Iman Kelima: Iman Kepada Hari Akhir
Dr. Na’im Yasin mengatakan maksud dari beriman kepada hari akhir adalah beriman keapda segala yang Allah Azza wa jalla beritakan dalam kitab-Nya dan dikabarkan oleh Rasul-Nya tentang apa saja yang akan terjadi setelah kematian seperti fitnah kubur, siksa kubur, nikmat kubur, kebangkitan, pengumpulan manusia, lembaran amal, hisab, mizan (timbangan), al-Haudh (telaga), ash-Shirath (jembatan yang membentang di atas neraka Jahannam), syafaat, surga, neraka, dan apa saja yang Allah Ta’ala janjikan kepada para penguninya seluruhnya. [xi]
Rukun Iman Keenam: Iman Kepada Takdir Yang Baik dan Yang Buruk
Syaikh At-Tuwaijiri mengatakan bahwa beriman kepada takdir adalah membenarkan secara pasti bahwa kebaikan dan keburukan yang terjadi dan segala sesuatu yang terjadi maka semua itu terjadi dengan ketetapan dari Allah dan takdirnya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. [Al-Qamar: 49-50][xii]
Urgensi Rukun Iman Bagi Setiap Muslim
Dr. Mahmud bin Ahmad Ad-Dausari berkata, ”Iman adalah anda beriman kepada Allah Ta’ala dan para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan hari akhir serta takdir yang baik dan yang buruk, yang manis dan yang pahit.
Bukti dari firman Allah Ta’ala:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ
Rasul ini (Muhammad ﷺ) telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, [Al-Baqarah: 285]
Dan dalam sebuah hadits Jibril yang panjang disebutkan:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Kamu beriman kepada Allah, dan para Malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan para rasul-Nya dan hari akhir serta kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.”
Inilah rukun iman yang enam. Ketiadaan salah satu dari rukun iman ini menyebabkan iman menjadi runtuh. Rukun-rukun iman ini apabila telah menetap secara kokoh di dalam aqidah seorang Muslim maka hal itu akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perilakunya.
Di antara pengaruh besar dari rukun iman terhadap perilaku seorang Muslim adalah:
- Membenarkan secara sempurna terhadap apa saja yang datang dari Allah dan rasul-Nya ﷺ seta tunduk secara penuh kepadanya.
- Muraqabah
Sesungguhnya muraqabatullahi Ta’ala (merasa senantiasa diawasi oleh Allah Ta’ala) dalam keadaan tersembunyi maupun terbuka merupakan buah yang agung dari buah-buah iman dan pengaruh yang agung-dari pengaruh-pengaruh iman.
- Al-Izzah (kemuliaan)
Sesungguhnya seorang mukmin sejati yang bersikap jujur kepada Rabbnya itu meyakini bahwa kemuliaan itu hanyalah milik Allah seluruhnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, dan bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang beriman. [Al-Munafiqun: 8][xiii]
Tanya jawab seputar Rukun Iman
Berikut ini adalah pertanyaan yang seringkali muncul terkait rukun iman:
– Ada berapa rukun iman dalam islam? Sebutkan!
Rukun Iman ada enam, yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Para Malaikat-Nya
3. Iman kepada Kitab-Kitab-Nya
4. Iman kepada Para Rasul-Nya
5. Iman kepada Hari Akhir (Hari Kiamat)
6. Iman kepada Takbir yang baik dan yang buruk.
Demikian pembahasan tentang 6 rukun iman berikut penjelasannya secara ringkas. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Apabila ada kebenaran di dalamnya maka itu karena rahmat Allah semata dan bila ada kesalahan dan kekeliruan maka itu dari kami dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya berlepas diri darinya.
[i] Lisanul Arab, hal. 223
[ii] Hasan bin Ali bin Hasan al-Hajjaji, al-Fikru al-Tarbawi ‘Inda Ibnul Qoyyim, (Makkah: Daar Hafidz an-Nasyru wa Tauzi’, 1998), hal. 193.
[iii] Abdullah bin Abdurrahman al-Jarbu’, Atsar al-Iman Fi Tahsini al-Ummah al-Islamiyyah Dhiddal Afkar al-Haddamah, (Madinah al-Munawwarah: Jami’ al-Huquq Mahdzoh, 2001), hal. 31.
[v] Ibid.
[vi] Al-Iman, arkanuhu-haqiqatuhu- nawaqidhuhu, Dr. Muhammad Na’im Yasin, Daru Umar bin Khaththab, al-iskandariyah, tanpa tahun. hal 3.
[vii] Ibid, hal.4
[viii] Al-iman, Dr. Abdul Majid Az Zindani, hal. 96.
[ix] Ibid, hal. 97-99
[x] Al-Iman, arkanuhu-haqiqatuhu- nawaqidhuhu, Dr. Muhammad Na’im Yasin, Daru Umar bin Khaththab, al-iskandariyah, tanpa tahun. hal. 28-29
[xi] Ibid, hal. 43.
[xii] Al-Iman wat tauhid, Sayikh At-Tuwaijiri, Bab Al Iman bin qadar, hal. 165.
Incoming search terms:
- https://pusatjamdigital com/rukun-iman/ (33)
- dalil rukun iman (4)
- Hadis tentang rukun iman (4)
- hadits rukun iman (1)
- jelaskan keenam rukun iman tersebut beserta dalilnya! * (1)
- nash rukun iman (1)