Iman kepada Hari Akhir merupakan salah satu rukun iman yang enam. Rukun ini bahkan merupakan salah satu rukun iman paling agung setelah rukun iman kepada Allah Ta’ala.
Beriman kepada Hari Akhir sangat sering diiringkan dengan iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mengingat posisinya yang begitu sentral di dalam syariat, bisa dipastikan ada begitu banyak hikmah dan buah yang agung dari iman kepada Hari Akhir.
Iman kepada Hari Akhir begitu urgen bagi seorang mukmin. Tanpa adanya keimanan kepada Hari Akhir maka runtuhlah kepercayaan seseorang kepada Allah Ta’ala. Pengakuannya tidak dianggap sah secara Syar’i.
Tulisan berikut ini akan menjelaskan secara ringkas berdasarkan keterangan para ulama tentang berbagai hal terkait iman kepada Hari Akhir, utamanya adalah tentang buah-buah dari iman kepada Hari Akhir.
Pengertian / Makna Beriman Kepada Hari Akhir
Pengertian beriman kepada Hari Akhir menurut Dr. Muhammad Na’im Yasin adalah beriman kepada seluruh perkara yang kabarkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla di dalam kitab-Nya dan dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ mengenai berbagai peristiwa setelah kematian.
Peristiwa-peristiwa tersebut berupa fitnah kubur, adzab kubur, nikmat kubur, kebangkitan, pengumpulan manusia (al-Hasyr), lembaran amal, penghitungan amal (hisab), penimbangan amal (mizan), telaga (al-Haudh), jembatan (ash-Shirath), Syafaat, surga, neraka, dan apa saja yang Allah janjikan untuk seluruh penduduk surga dan neraka. Menurut beliau ini merupakan definisi beriman kepada hari akhir secara global. [i]
Sedangkan menurut Dr. Abdul Majid Az-Zindani, yang dimaksud dengan beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada tanda-tandanya yang pasti terjadi sebelumnya, kepada kematian dan apa saja yang terjadi setelah kematian.
Hal-hal yang terjadi setelah kematian adalah fitnah kubur (pertanyaan malaikat kepada penghuni kubur), adzab dan nikmat kubur, tiupan sangkakala, keluarnya makhluk dari kubur dan berbagai kondisi yang mengerikan dan menakutkan pada hari kiamat, rincian al-hasyr, pembagian lembaran amalan, diletakkannya timbangan, shirath, al-haudh, syafaat bagi yang diijinkan oleh Allah, surga dan kenikmatannya, neraka dan siksanya dan berbagai perkara lainnya yang diterangkan di dalam Al-Quran atau di dalam sunnah yang shahih.[ii]
Dalil Wajibnya Beriman Kepada Hari Akhir
Dalil-dalil wajibnya beriman kepada Hari Akhir dari al-Quran dan As-Sunnah adalah sebagai berikut:
Dalil dari al-Quran:
الم ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. [Al-Baqarah: 1-4.]
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An-Nisa’: 136]
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
أُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami.
Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. [Yunus: 7-8]
إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَصَادِقٌ
Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar. [Adz-dzariyat: 5]
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. [Al-Hajj: 7]
Dalil dari As-Sunnah:
Dalam hadits Jibril yang panjang disebutkan bahwa Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad ﷺ,
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ
Ia berkata lagi, “Beritahulah aku tentang Iman.” Nabi ﷺ menjawab, “Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab-Nya; para Rasul-Nya; Hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.” [Hadits riwayat Muslim]
Baca juga: Makna Iman Kepada Malaikat
Nama Lain Hari Akhir dalam Al Quran & Hadits
Allah menyebutkan Hari akhir dengan berbagai nama lain. Hal ini disebutkan dalam Al Quran. Begitu juga Rasulullah juga menyebutkan nama lain nya dalam hadits beliau.
Nama Lain Hari Kiamat Dalam Al-Quran
Hari Akhir memiliki banyak nama di dalam Al-Quran. Di antaranya adalah sebagai berikut:[iii]
- Yaumul Qiyamah (Hari Kiamat)
Allah Ta’ala berfirman,
لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
Aku bersumpah dengan hari Kiamat, [Al-Qiyamah: 1]
- Yaumul Ba’ts (Hari Kebangkitan)
Allah berfirman,
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ
Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), “Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit.” [Ar-Rum: 56]
- Al-Qari’ah (Hari Kiamat)
Allah Ta’ala berfirman,
الْقَارِعَةُ * مَا الْقَارِعَةُ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ
Hari Kiamat,
Apakah hari Kiamat itu?
Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? [Al-Qari’ah: 1-3]
- Ath-Thaammah Al Kubra (malapetaka besar)
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى
Maka apabila malapetaka besar (Hari Kiamat) telah datang, [An-Nazi’at: 34]
- Ash-Shaakhkhah (Suara yang memekakkan telinga)
Allah berfirman,
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ
Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), [‘Abasa: 33]
- Al-Azifah (Yang Dekat /hari kiamat)
Allah Ta’ala berfirman,
أَزِفَتِ الْآزِفَةُ
Yang dekat (hari Kiamat) telah makin mendekat. [An-Najm: 57]
- Al-Haqqah (yang pasti terjadi)
Allah Ta’ala berfirman,
الْحَاقَّةُ * مَا الْحَاقَّةُ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ
Hari Kiamat,
Apakah hari Kiamat itu?
Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? [Al-Haqqah: 1-3]
- Al-Waqi’ah (Hari kiamat)
Allah Ta’ala berfirman,
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ
Apabila terjadi hari Kiamat, [Al-Waqi’ah: 1]
- As-Sa’ah (Hari kiamat)
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. [Al-Hajj: 1]
- Yaumul Fashl (Hari keputusan)
Allah Ta’ala berfirman,
هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَالْأَوَّلِينَ
Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami Kumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. [Al-Mursalat: 38]
- Yaumud Din (Hari pembalasan)
Allah Ta’ala berfirman,
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Pemilik hari pembalasan [Al-Fatihah: 4]
- Yaumul Hasrah (Hari penyesalan)
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ
Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, [Maryam: 39]
- Yaumul Khuruj (Hari keluar)
Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ
(Yaitu) pada hari (ketika) mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur). [Qaf: 42]
- Al-Ghasyiyah (Hari yang menyelubungi)
Allah Ta’ala berfirman,
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ
Sudah sampaikah kepadamu, berita tentang hari yang menyelubungi (hari kiamat)? [Al-Ghasyiyah: 1]
- Yaumul Khulud (Hari yang abadi)
Allah Ta’ala berfirman,
ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ
Masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi.” [Qaf: 34]
- Yaumul Jam’i (Hari berhimpun)
Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ
(Ingatlah) pada hari (ketika) Allah Mengumpulkan kamu pada hari berhimpun, [At-Taghabun: 9]
- Yaumul Wa’id (Hari yang diancamkan)
Allah Ta’ala berfirman,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ
Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan. [Qaf: 20]
- Yaumul Hisab (Hari perhitungan)
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ مُوسَى إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ
Dan (Musa) berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan-ku dan Tuhan-mu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari perhitungan.” [Ghafir: 27]
- Yaumut Taghabun (Hari dibukanya kesalahan-kesalahan)
Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ
(Ingatlah) pada hari (ketika) Allah Mengumpulkan kamu pada hari berhimpun, itulah hari pengungkapan kesalahan-kesalahan. [At-Taghabun: 9]
- Yaumut Tanaad (Hari saling memanggil)
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ
Dan wahai kaumku! “Sesungguhnya aku benar-benar khawatir terhadapmu akan (siksaan) hari saling memanggil, [Ghafir: 32]
- Yaumut Talaaq (Hari pertemuan)
Allah Ta’ala berfirman,
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ
(Dia-lah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang Memiliki Arasy, yang Menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia Kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari Kiamat), [Ghafir: 15]
- Yaumul Mau’ud (Hari yang dijanjikan)
Allah Ta’ala berfirman,
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ * وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan demi hari yang dijanjikan. [Al-Buruj: 1-2]
- Yaumun Masyhud
Allah Ta’ala berfirman,
ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ
Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). [Hud: 103]
- Yaumun ‘Asir (Hari yang serba sulit)
Allah Ta’ala berfirman,
فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ
maka itulah hari yang serba sulit, [Al-Mudatstsir: 9]
- Yaumun ‘abusun qamtharir (hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan.” [Al-Insan: 10]
Dan masih ada nama-nama yang lainnya yang menunjukkan atas besarnya hari tersebut.
Baca juga: Hikmah Beriman Kepada Perkara Ghaib
Nama Lain Hari Akhir Dalam hadits
Sedangkan nama Hari Akhir di dalam hadits yang paling sering dipakai adalah yaumul qiyamah dan As-Sa’ah.
Hal ini sebagaimana dalam hadits berikut ini dan yang lainnya. Kami sengaja hanya memberikan dua contoh saja karena yang lain begitu banyak jumlahnya.
Dari Jarir bin Abdillah dia berkata,
– خَرَجَ عَلَيْنَا رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ لَيْلَةَ البَدْرِ، فَقالَ: إنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ يَومَ القِيَامَةِ كما تَرَوْنَ هذا، لا تُضَامُونَ في رُؤْيَتِهِ.
”Rasulullah ﷺ keluar menuju kepada kami pada malam bulan purnama. Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian pada Hari Kiamat sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Kalian tidak mengalami kesusahan dalam melihat-Nya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 7436.]
Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا.
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda as-Sa’ah (hari Kiamat) adalah diangkatnya ilmu, kebodohan semakin kuat, diminumnya khamr, dan perzinaan merajalela.” [Hadits riwayat Al-Bukhari: 80]
Baca juga: Makna Iman Kepada Kitab-Kitab
Tanda-Tanda Hari Akhir
Allah merahasiakan waktu terjadinya kiamat terhadap hamba-hamba-Nya, tetapi Allah memberitahu mereka akan tanda-tanda yang menunjukkan kiamat sudah dekat. Al-Quran menamakan tanda-tanda itu dengan Asyrath As-Sa’ah.
Allah Ta’ala berfirman,
فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَن تَأْتِيَهُم بَغْتَةً فَقَدْ جَاء أَشْرَاطُهَا فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ -١٨
Maka apa lagi yang mereka tunggu-tunggu selain hari Kiamat, yang akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, karena tanda-tandanya sungguh telah datang. Maka apa gunanya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila (hari Kiamat) itu sudah datang? [Muhammad: 18][iv]
Tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits-hadits dapat diklasifkasikan menjadi dua: yaitu tanda tanda kecil dan tanda -tanda besar. Tanda – tanda kecil dapat dibagi menjadi dua yaitu yang telah terjadi dan belum terjadi.
Yang telah terjadi ada yang telah berakhir, ada yang kemunculannya tidak sekaligus tetapi nampak sedikit-sedikit, ada yang terjadi berulang-ulang dan ada yang di masa datang lebih banyak dari yang telah terjadi di masa lampau.[v]
Tanda-tanda kecil dari Hari Kiamat
Tanda-tanda kecil dari Hari Kiamat sangatlah banyak. Yang kami tuliskan ini hanyalah sebagian kecil saja. Berdasarkan hadits-hadits yang shahih, di antaranya adalah sebagai berikut:[vi]
- Diutus dan wafatnya Rasulullah ﷺ [Dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Sahal bin Sa’ad]
- Terbelahnya bulan. [dalam hadits riwayat Muslim no. 2159 dan 2802 dari Anas bin Malik radhiayllahu ‘anhu]
- Api Hijaz menerangi punuk unta di Bashrah. [Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam Fathul Bari XIII, hal. 78 dan Muslim no. 2902 dan 2227.]
- Terhapusnya jizyah dan pajak. [Shahih Muslim no. 2220 dan 2896 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.]
- Peperangan dan penaklukan oleh kaum Muslimin. [Haditsnya sangat banyak. Salah satu di antaranya hadits dari Adi bin Hatim riwayat Al-Bukhari no. 3595 Bab Manaqib.]
- Munculnya dajjal-dajjal yang mengaku Nabi. [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
- Diangkatnya ilmu,
- Banyaknya kebodohan,
- Banyak perzinaan,
- Banyaknya konsumsi khamr,
- Sedikitnya lelaki dan banyaknya wanita sampai perbandingannya 50:1. [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
- Banyak terjadi pembunuhan. [Hadits riwayat Ahmad dengan sanad shahih dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu]
- Banyaknya fitnah dan Perpecahan umat. [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Hudzaifah Ibnul Yaman]
Dan masih banyak lagi yang lainnya yang tidak disebutkan di sini. Mudah-mudahan penyebutan sebagian tanda-tanda kecil kiamat ini bisa memberikan sedikit gambaran.
Tanda-tanda besar dari Hari Kiamat
Sedangkan tanda-tanda besar Hari Kiamat ada 10 sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Hudzaifah bin Asid Al Ghifari.
Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, “Nabi ﷺ mendatangi kami saat kami sedang berbincang-bincang. Nabi ﷺ bertanya, “Kalian sedang membicarakan apa?” Para sahabat menjawab, “Kami sedang berbicara tentang kiamat.” Maka Nabi ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya kiamat itu tidak akan pernah terjadi sampai kalian melihat sebelumnya ada 10 tanda.” Lalu Nabi menyebutkan ﷺ asap, Dajjal, binatang (yang keluar dari bumi /Dabatul ardhi), terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga penenggelaman bumi (khasf) yaitu di timur, di barat dan di Jazirah Arab dan yang terakhir adalah keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya.”
- Asap,
- Dajjal,
- Binatang (yang keluar dari bumi /Dabatul ardhi),
- Terbitnya matahari dari barat,
- Turunnya Nabi Isa bin Maryam,
- Ya’juj dan Ma’juj,
- Tiga penenggelaman bumi (khasf) yaitu di timur,
- di barat dan
- di Jazirah Arab
- dan yang terakhir adalah keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya.
Baca juga: Hikmah Iman Kepada Para Rasul
Buah Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada Hari Akhir memiliki buah yang banyak nan agung, di antaranya menurut Syaikh Abdullah bin Shalih al-Qushayyir adalah sebagai berikut:
- Pahala dan ganjaran yang besar.
Iman kepada hari Akhir termasuk bagian dari iman kepada yang ghaib. Allah telah memberikan janji kepada orang yang beriman kepada yang ghaib dengan memberikan petunjuk dan pahala yang besar, rezeki yang mulia dan kemenangan yaitu berhasil mendapatkan apa saja yang disukai dan selamat dari segala yang ditakuti di dunia dan akhirat.
- Bersungguh-sungguh dalam memperbanyak dan menambah amal shalih sesuai syariat dengan harapan agar memperberat timbangan, memperbesar pahala, meninggikan derajatnya dan menghapus dosa-dosanya.
- Bersikap waspada terhadap segala maksiat dan pelanggaran syariat serta membiasakan bertaubat nasuha dari segala kesalahan karena berhati-hati dari sanksi di akhirat.
- Menghibur orang beriman terhadap hilangnya sesuatu dari dunia ini karena mengharapkan ganti dan hasil yang baik dan balasan pahala yang besar di akhirat nanti.
- Melakukan sebab-sebab yang mengantarkan kepada husnul khatimah berupa berpegang teguh dengan amal shalih yang Allah bukakan untuknya.
Sesungguhnya setiap hamba dibangkitkan sesuai dengan keadaan ketika dia meninggal dunia. Selain itu juga dengan berdoa untuk mendapatkan husnul khatimah. Juga bersikap waspada dari kezhaliman dan pelanggaran syariat karena khawatir meninggal saat melakukan hal tersebut.
- Memperhatikan persoalan kubur dan keadaan barzakh dengan melakukan sebab-sebab untuk bisa teguh saat ditanya oleh Malaikat kubur dan apa saja yang bisa menghasilkan keteguhan seperti ikhlas kepada Allah dalam bertauhid, istiqamah di atas syariat, ittiba’ kepada Nabi ﷺ dalam semua hal tersebut.
Juga bersikap waspada terhadap segala yang menyebabkan kesesatan dalam menghadapi ujian dan mendapatkan siksa setelahnya seperti keraguan dan taklid buta serta menyimpang dari al-Quran, terjerumus ke dalam berbagai bid’ah dan syirik.
Demikian juga, menjauhi segala hal yang telah jelas ditetapkan oleh nash nash syar’i bahwa hal itu merupakan sebab adzab kubur seperti meninggalkan shalat, tidak bersuci dari kencing, melakukan ghibah dan namimah dan seterusnya.
- Mencintai apa yang Allah cintai baik berupa orang, tempat, perkataan, perbuatan dan keadaan karena hal itu akan membantu untuk beramal shalih dan akan diberi pahala di akhirat. Juga membenci apa yang Allah Ta’ala benci serta menjauhinya karena hal itu merupakan sebab-sebab pelanggaran dan akan mendapatkan sanksi di akhirat nanti.[vii]
Urgensi Iman Kepada Hari Akhir
Urgensi Iman Kepada Hari Akhir menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al Munajid secara ringkas adalah sebagai berikut:
- Iman kepada Hari Akhir merupakan salah satu rukun iman yang besar yang menjadi pondasi keimanan seorang hamba, dan aqidahnya menjadi lurus dengannya, serta tidak akan sah agamanya tanpanya dan merupakan amal kebajikan tertinggi yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Mengingkari rukun iman ini merupakan asas kesesatan dan pintu kerugian, wal-‘iyadzu billah. Oleh karenanya, iman kepada Hari Akhir diiringkan dengan iman kepada Allah.
- Iman kepada Hari Akhir merupakan asas yang kokoh bagi bangunan akidah wal-wala’ wal bara’ (kesetiaan – pembelaaan dan permusuhan-kebencian) seorang mukmin. wala’ (kesetiaan dan pembelaan) seorang mukmin hanyalah kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.
- Iman kepada Hari Akhir merupakan perkara yang bersifat darurat agar bisa mendapatkan manfaat dari pesan-pesan syar’i (mauizhah syariyyah).
- Iman kepada Hari Akhir merupakan asas yang mendorong seorang hamba untuk mengikhlaskan agama hanya untuk Allah Ta’ala dan meninggalkan semua agama dan idiologi orang musyrik dan atheis.
- Iman kepada Hari Akhir mendorong manusia menuju sikap ikhlash untuk Allah Ta’ala karena dia mengetahui bahwa pada hari kiamat Allah tidak akan menerima sekutu.
- Iman kepada Hari Akhir merupakan asas berhukum kepada syariat Allah dan merasa lapang dada terhadap hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya baik berupa perintah, larangan, adab dan akhlak.
- Iman kepada hari akhir merupakan asas yang kokoh untuk merubah persoalan berhukum kepada syariat dari sekedar keridhaan hati dan pengakuan lisan menuju realitas praktis dengan anggota badan dan pelaksanaan perintah Allah serta berhenti dari apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.[viii]
Baca juga: Makna Iman Kepada Qadha’ dan Qadar
Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Qushayyir mengatakan bahwa datangnya Hari Akhir itu memiliki banyak hikmah yang terang di sebagian ayat-ayat yang muhkamat, seperti firman Allah Ta’ala:
لِيُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُواْ أَنَّهُمْ كَانُواْ كَاذِبِينَ -٣٩-
Agar Dia Menjelaskan kepada merekaapa yang mereka perselisihkan itu, dan agar orang kafir itu mengetahui bahwa mereka adalah orang yang berdusta. [An-Nahl: 39]
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ -٤- وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِّن رِّجْزٍ أَلِيمٌ -٥- وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ -٦
agar Dia (Allah) Memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu akan memperoleh azab, yaitu azab yang sangat pedih.
Dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli kitab) berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhan-mu itulah yang benar dan memberi petunjuk (bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji. [Saba’: 4-6]
Secara global hikmah-hikmah tersebut adalah sebagai berikut:
- Menegaskan kebenaran apa yang telah diberitakan oleh Rasulullah ﷺ dan keterangan yang ada di dalam kitab-kitab tentang persoalan hari kiamat dan apa saja yang terjadi di dalamnya.
- Menjelaskan pembenaran terhadap para ahli ilmu dan iman yang membenarkan Hari Akhir dan beramal untuknya serta menyeru kepadanya berdasarkan metode (Minhaj) para Nabi dan Rasul.
- Terlihat jelas kedustaan orang-orang kafir dalam apa saja yang mereka ingkari dan mereka berpaling darinya serta kerugian mereka di dalamnya.
- Memberikan keputusan hukum di antara para makhluk dengan kebenaran serta mengembalikan hak-hak kepada yang memilikinya.
- Memberikan balasan kebaikan kepada orang-orang yang berbuat baik dan memberikan balasan setimpal kepada orang-orang yang telah berbuat keburukan.[ix]
Contoh Perilaku yang mencerminkan Iman Kepada Hari Akhir
Ada begitu banyak contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada Hari Akhir. Di sini hanya diberikan satu contoh yang bisa dijadikan teladan , yaitu
Sikap seorang sahabat ‘Umair bin Humam radhiyallahu ‘anhu yang menggambarkan imannya yang kuat terhadap surga dan balasan yang besar di Hari Akhir nanti.
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata, “Rasulullah ﷺ mengutus Busaisah sebagai mata-mata untuk mengintai pergerakan kafilah Abu Sufyan. Busaisah lalu datang sedangkan di rumah tidak ada seorang pun selain saya dan Rasulullah ﷺ.
Anas berkata, “Saya tidak tahu apakah beliau mengecualikan sebagian dari isterinya (untuk mendengar berita rahasia) atau tidak.”
Anas melanjutkan, “Lantas Busaisah menyampaikan laporannya. Kemudian Rasulullah ﷺ keluar dan bersabda, “Kita berangkat sekarang untuk suatu tujuan, siapa yang telah siap kendaraannya maka berangkatlah bersama kami.”
Lantas beberapa orang laki-laki meminta izin kepada beliau untuk mengambil kendaraannya di luar kota Madinah, namun beliau bersabda, “Tidak, hanya orang-orang yang kendaraanya telah siap saja.”
Kemudian Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya berangkat sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badar daripada kaum musyrikin. Tidak lama kemudian kaum musyrikin tiba, maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Kalian jangan melakukan tindakan apa pun sebelum ada perintah dariku.”
Ketika kaum musyrikin semakin dekat, maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Majulah kalian menuju surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.” Anas berkata, “Tiba-tiba ‘Umair bin Al-Humam Al-Anshari berkata, “Wahai Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi?” Beliau menjawab: “Ya.”
‘Umair berkata, “Wah, wah!” Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Mengapa kamu berkata demikian?” Umair menjawab, “Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, saya tidak mengucapkannya kecuali karena saya mengharap semoga saya menjadi penghuninya.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya kamu termasuk penghuninya.”
Kemudian dia mengeluarkan beberapa butir kurma dari dalam sakunya dan memakannya sebagian. Sesudah itu dia berkata, “Jika aku hidup sampai aku menghabiskan semua kurmaku ini, itu adalah kehidupan yang lama.” Lalu dia membuang kurma yang masih tersisa di tangannya kemudian dia menyerang orang-orang musyrik tersebut hingga gugur.” [Hadits riwayat Muslim no. 1901]
Demikian tadi pembahasan tentang iman kepada Hari Akhir dan berbagai hal yang terkait dengannya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan menjadi pemberat timbangan amal shaleh bagi penulisnya.
Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu karena rahmat Allah semata. Dan bila ada kesalahan dan kekeliruan maka itu dari kami dan dari setan. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengampuni semua kesalahan kami.
[i] Al-Iman, Dr. Muhammad Na’im Yasin, hal. 43.
[ii] Al-Iman, Dr. Abdul Majid Az-Zindani, hal. 111.
[iii] https://www.alukah.net/sharia/0/99441/
[iv] Ensiklopedia Kiamat, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, PT. Serambi Ilmu Semesta, cetakan ke 3, Ramadhan 1426/ Oktober 2005, Jakarta. Hal. 124.
[v] Ibid, hal. 132.
[vi] Ibid, hal. 133-156 secara ringkas.
[vii] https://www.alukah.net/sharia/0/115681/
Incoming search terms:
- ebook ensiklopedia kiamat kubra (1)
- https://pusatjamdigital com/rukun-iman/iman-kepada-hari-akhir/ (1)
- https://pusatjamdigital com/rukun-iman/iman-kepada-hari-akhir/#:~:text=Urgensi Iman Kepada Hari Akhir -Urgensi Iman Kepada&text=adalah sebagai berikut:- Iman kepada Hari Akhir merupakan salah satu rukun iman yang Allah Subhanahu wa Taala (1)